Minggu, 27 April 2014

Sabar: Melatih Kecerdasan Emotional (EQ)



Sabar sangat kental dengan kehidupan sehari-hari kita. Apalagi untuk kaum Ibu-ibu, dengan segudang aktivitas, segudang fokus & segudang masalah.. dituntut untuk punya extra kesabaran.

Ga gampang memang untuk mempertahankan kesabaran.
Namun Kesabaran bisa kok kita tingkatkan dengan meningkatkan kecerdasan emosinal.

Yaah.. memang kesabaran memiliki hubungan yang erat dengan kecerdasan emosional, bahkan bisa disebutkan bahwa seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang baik, pasti memiliki tingkat kesabaran yang baik.


Sebenarnya apa sih Kecerdasan Emosional itu? Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) menurut Daniel Goleman adalah kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Truss..bagaimana hubungannya antara kesabaran dengan EQ?

Seseorang yang memiliki EQ yang baik, dia memiliki 5 kemampuan utama, yaitu Kemampuan mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.


Merujuk ke kamus Bahasa Indonesia, sabar berarti tahan cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati), tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu.

Sabar bisa dikendalikan dengan mengenali emosi dan mengelola emosi diri. Jadi untuk bersabar, seseorang harus memiliki kesadaran akan emosinya sendiri, sehingga tidak akan mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.

Kesadaran terhadap emosi diri, memang belum menjamin seseorang untuk dapat menguasai emosi. Namun harus diimbangi dengan kemampuan untuk mengelola emosi, kemampuan untuk menangani perasaan agar dapat terungkap dengan selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.

Dua kemampuan tersebut bisa kita latih dalam sehari-hari. Dalam hal pengenalan emosi diri, yang bisa dilakukan adalah dengan mengenali apa saja yang dirasakan dan suara-suara yang memerintahkan untuk bertindak. Sedangkan untuk pengelolaan emosi bisa dilatih dengan melakukan kontrol diri terhadap berbagai bentuk emosi yang ada. Bagaimana mengendalikan diri ketika marah, menahan diri ketika merasa kecewa, bangkit dari kesedihan, mampu memotivasi diri dan bangkit ketika tertekan.

Melatih kecerdasan emosional, tidak hanya untuk mengenali diri sendiri, tetapi sekaligus juga untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam menghadapi kehidupan, apapun yang terjadi, susah atau senang, sukses atau gagal, mudah ataupun sulit.


Vidya

3 komentar:

  1. Siip mba vidya...untuk dapat bersabar berarti harus mengendalikan emosi dulu ya mba...thanks...

    BalasHapus
  2. Nah, kan, kalau psikologi yang nulis, auranya beda banget nih. Please ya, mak, keep writing :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya..